Oleh: H. A. Darwin Ruslinur.

PULUHAN tahun menekuni dunia jurnalis. Bahkan, journalism science yg mengalir dalam darah saya, nyaris tak lekang kena panas dan tak lapuk kena hujan.

Karenanya, saya merasa tak nyaman ketika mendengar ada oknum petinggi di salah satu organisasi wartawan yg diduga kuat menguasai proyek pemerintah bernilai miliaran rupiah.

Sebenarnya, dalam organisasi profesi wartawan khususnya PWI tidak diharamkan organisasi melakukan berbagai usaha untuk kemandirian, melalui Koperasi. Bukan melalui personal.

Tetapi, informasi yg sempat ‘heboh’ itu, justeru dilakukan oleh oknum petinggi, bukan secara legal oleh Koperasi. Kita berharap, semoga saja pengerjaan sebuah proyek pemerintah itu diperoleh secara legal atau prosedural melalui Koperasi. Bukan ‘Jatah’ atau proyek ‘pengamanan’…

Apalagi lembaga profesi wartawan tertua di Indonesia harus tetap terjaga marwahnya. Jangan sampai terabaikan hanya karena untuk kepentingan sesa’at oknum di dalamnya.

Karena, perjuangan pers dari masa ke masa senantiasa mengguratkan Idealisme. Walaupun ada beberapa penilaian masyarakat, ditengah berbagai aktivitasnya, Idealisme menjadi catatan.

Pers di era kini, memang berbeda dg pers di masa penjajahan. Kecendrungan pers kini adalah sinergisitas Idealisme dan Fragmatisme. Faktanya, hampir semua industri pers di Tanah air sudah melakukannya demi keberlangsungan hidup perusahaan pers dan seleri wartawan dan karyawannya.

Semestinya, demikian pula dg wadah organisasi pers. Dan sudah banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi pers diluar PWI. Mereka mengutamakan kemandirian untuk menghindar ketergantungan dari pihak pemerintah dan pihak lain agar tetap independent.

PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Prov. Lampung-pun seyogyanya demikian. Karena dari sisi usia, PWI adalah organisasi tertua di Indonesia yg merupakan cikal-bakal lahirnya organisasi-organisasi profesi wartawan lainnya.

Karenanya sangat disesalkan bila PWI tak mampu mandiri. Peluang usaha yg bisa dilakukan oleh PWI melalui Koperasi terbuka lebar. Jumlah anggota-pun cukup besar, dan merupakan asset yg bisa dikembangkan menuju usaha halal.

Saya dan kita semua menaruh harapan besar agar PWI Lampung kedepan menjadi lebih baik dan transparan dg seluruh kegiatan yg dilakukan. Dan akan menjadi catatan sejarah PWI Lampung manakala mampu mengungkap kebenaran *geger* nya proyek proyek miliaran. Semoga.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *