Banjar  Masin, Harian Koridor-Hari itu, Selasa (20/08/2024), udara Banjar Masin terasa lebih panas dari biasanya. Udara malam tak mampu mendinginkan kobaran semangat yang merambat di hati para atlet bulu tangkis Lampung. 

Rabu (21/08/2024) mereka tak hanya bertanding melawan tim Riau, tapi juga melawan bayang-bayang kenangan di Porwanas Malang. Bagaimana tidak tim Riau ketika itu berhasil meraih perunggu.

Di lapangan Ipindo, Kampung Gedang, satu demi satu pemain akan memasuki arena, membawa beban dan harapan seluruh Lampung di punggung mereka.

Nomor beregu dua ganda dan satu tunggal menjadi penentuan. Pertandingan ini bukan sekadar adu keahlian, tapi juga adu mental.

Di sisi lapangan, Hendry Mayzon, official tim, akan terus memberikan semangat, mengingatkan bahwa peluang selalu terbuka lebar. Mereka hanya perlu percaya.

“Meski latihan tidak terpusat, para atlet Lampung ini dipercaya mampu nunsukkan lawannya. Mereka berasal dari berbagai klub, tempat mereka membangun fondasi kekuatan dan ketahanan. Masing-masing memiliki jadwal latihan di klubnya, memperkuat teknik dan strategi mereka sendiri,” kata Hendry.

Malam sebelum pertandingan, Tekhnikal Meeting berlangsung panas. Tuan rumah tiba-tiba mengusulkan satu nomor baru, menambah ketegangan yang sudah memuncak.

Tapi, para atlet tetap fokus, dengan mata yang tajam menatap esok hari. Mereka tahu, kemenangan di lapangan bukan hanya milik mereka yang terkuat secara fisik, tapi juga mereka yang terkuat secara mental.

Besok pagi, ketika langkah kaki mereka menyentuh lantai lapangan, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Yang ada hanyalah keyakinan, bahwa mereka telah melakukan yang terbaik. Apa pun hasilnya nanti, mereka akan pulang dengan kepala tegak.

“Saya percaya penuh kepada 5 pebulu tangkis kita. Saya yakin mereka akan memberikan yang terbaik,” kata Penanggung Jawab Atlit, M Irwan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *