Metro,Koridor98.com-Dalam rangka penanganan dan pencegahan stunting di Kota Metro, Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung bersama TP-PKK Provinsi Lampung melakukan kegiatan Kunjungan Kerja Pada Desa / Kelurahan Model Konvergensi Penanganan dan Pencegahan Stunting sekaligus Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Kota Metro, Kamis(13/10).
Dalam sambutan Walikota Kota Metro, Wahdi Siradjuddin menyampaikan bahwa berdasarkan Pendataan Keluarga 2021 Keluarga Berisiko Stunting pada Kelurahan Ganjar Agung terdapat 696 keluarga (74,4%) tidak berisiko berkisar 239, dimana berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN No. 12 tahun 2021 keluarga berisiko adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja putri/calon pengantin/lbu Hamil/Anak usia 0 – 23 bulan/anak usia 24 – 59 bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak. Untuk jumlah balita stunting di Kota Metro pada Bulan Agustus 2021 berjumlah 579 orang, dengan rata-rata jumlah kasus stunting sebanyak 27 kasus. Per bulan Februari 2022 jumlah balita stunting di Kota Metro sebanyak 530 kasus dengan rata-rata jumlah kasus stunting sebanyak 24 kasus.
Wahdi berharap seluruh pihak terkait dapat membangun komitmen dan bersatu menyelaraskan program dalam rangka penurunan stunting secara terintegrasi di Metro. “Saya berharap semoga seluruh pihak terkait bekerjasama dalam meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik dapat tercapai sesuai dengan visi Kota Metro, yaitu terwujudnya Kota Metro berpendidikan, sehat, sejahtera, dan berbudaya,” ungkapnya.
Sementara Ketua PKK, Silfia Naharani menyampaikan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kota Metro khususnya di Kelurahan Ganjar Agung, antara lain.(*)